Kamis, 28 Mei 2009

Tangga-tangga Kehidupan


Gedung bertingkat selalu tidak lupa menyertakan lift untuk memudahkan mobilitas antar lantai. Individu yang tidak ingin berlelah-lelah dapat memakai lift,sekejap mata lalu sampai. Sisi berbeda dilakukan individu yang gemar membakar kalori/ lemak, mereka justru memakai tangga.
Fase kehidupan ibarat tangga. Bagi yang rindu akan proses maka tidak ragu menapaki setapak demi setapak tangga kehidupan. Jalan lain kehidupan diambil tidak berproses namun instan ibarat lift. Mengapa harus berlelah kalau dapat cepat sampai tujuan, pendapat mereka?
Jangan ragu berpeluh menuju tujuan, karena setiap peluh yang menetes tidak akan sia-sia. Sama seperti menaiki tangga dalam gedung, tapak demi tapak akan membekas karena diperlukan kehati-hatian saat menjejakkan kaki agar tidak lewati anak tangga yang seharusnya, bahkan jatuh.
Begitupula kehidupan, individu yang rela berpeluh jalani tiap proses saat gapai tujuan sudah memperhitungkan bahwa bersakit-sakit dahulu baru senang kemudian. Mereka percaya peluh yang menetes di tubuh & jatuh ke bumi akan berbuah senyum di ujung sana...

Rabu, 27 Mei 2009

Musim Semi


Di negara yang mempunyai empat musim akan mengalami musim semi. Musim ini terjadi setelah melalui musim dingin. Kala musim dingin ditemui beberapa hal ekstrem, cuaca dingin dibawah minus, ketersediaan pangan, kesulitan mobilitas. Individu yang tak tahan dengan tantangan musim dingin akan berakibat kematian. Beberapa negara Eropa pernah mengalami masa-masa mencekam saat datang musim dingin, bahkan beberapa negara tersebut kehilangan nyawa warganya.
Kehidupan sehari-hari ibarat silih bergantinya musim dingin. Tantangan/ gangguan dalam capai keinginanan sering tak terprediksi. Ibarat hal-hal ekstrem yang dapat terjadi di musim dingin.
Satu yang membahagiakan bahwa di ujung musim dingin menanti musim dingin. Begitupun tantangan/ hambatan dalam kehidupan perlu dilalui dengan segenap hati, karena di ujung masalah telah menanti musim semi kehidupan.
Syaratnya bersabar serta fokus mengatasi masalah tersebut. Bukankah saat masalah datang tersedia satu paket solusi di dalamnya?

Minggu, 24 Mei 2009

Pintu-pintu Terbuka

Para pengiat alam bebas gemar berpetualang di hutan yang masih belum banyak terjamah. Mereka berpendapat tantangannya lebih besar saat dapat membuka/ merintis jalan/ rute baru ke tempat yang dituju. Saat mulai tersesat mereka tidak stop di jalan tersebut, namun berkreasi mencari/ membuka jalur baru. Seringkali hasil yang didapat mengejutkan. Tempat tujuan justru lebih cepat dicapai, karena berani mengambil kesempatan.
Kehidupan ibarat memasuki pintu-pintu kebahagiaan yang terbuka. Beberapa individu berlama-lama berhenti di satu pintu kebahagiaan, walaupun kebahagiaan yang dinanti tak kunjung datang. Lainnya bermanuver mencoba dengan bereksperimen memasuki pintu kebahagiaan yang lain yang terbuka. Individu ini berani mengatakan: "pintu-pintu kebahagiaan di masa lalu tidak menyurutkan langkah kami menjumput pintu-pintu kebahagiaan masa depan".

Thomas Alfa Edison melakukan beratus kali percobaan, bahkan lebih sampai berakhir dengan penemuan lampu pijar yang menerangi kehidupan. Ia berujar: "kegagalan-kegagalan sebelum lampu ditemukan mengajarkan bahwa saya jangan berhenti di satu titik".
Mari merenung apa sudah terlalu lama menatap di pintu kebahagiaan yang telah tertutup, namun mengabaikan pintu-pintu kebahagiaan terbuka yang telah lama menanti dimasuki?

Ayo masuki pintu kebahagiaan yang terbuka dengan riang hati...

Motor-motor Kencang

Kendaraan pada awalnya diciptakan untuk mempermudah gerak manusia. Seiring berkembangnya moda kendaraan terlahirlah motor/ mobil "sport". Kendaraan ini mampu berlari sekencang jauh melampui kendaraan sebelumnya.
Ada cerita yang pernah didengar bahwa di jalan lintas Sumatera melaju kencang bis ALS dengan kecepatan sekitar 100 km/jam, namun di suatu trek lurus bis tersebut dilewati oleh motor "sport". Seluruh individu dalam bis terhenyak kaget. Mereka berpikir bahwa motor tersebut pasti melaju di atas 100 km/jam. Kernet bis berkata kepada sopir:" Anda mengemudikan hanya sebatas kemauan, namun mengemudi belum sesuai kemampuan tenaga bis yang sesungguhnya". Seperti diketahui daya pacu bis dapat mencapai 200/km jam, bahkan lebih.

Manusia pun ibarat mesin kendaraan yang belum dipacu sesuai kemampuan sesungguhnya.
Sang pencipta telah menanamkan kemampuan super dalam diri tiap individu, namun banyak individu yang menjalani kehidupan hanya sebatas kemampuan yang dimau. Individu ini sesungguhnya dapat meraih lebih banyak kesuksesan andai ia menjalani kehidupan dengan kemampuan pribadi sesungguhnya yang sejatinya telah dimiliki bersamaan ia terlahir ke dunia.

Melajulah secepat kemampuan yang dimiliki, bukan hanya sekedar yang dimaui.
Niscaya lebih banyak kebahagiaan direngkuh yang selama ini menjauh...

Senin, 18 Mei 2009

Formasi Burung

Lihatlah ke angkasa... di beberapa belahan bumi ini ada fenomena menarik setiap pergantian musim. Ada sekelompok unggas yang mencari tempat yang lebih nyaman dengan melakukan migrasi dari daerah yang dingin ke tempat yang lebih hangat.
Hal yang menarik diamati adalah saat kawanan burung tersebut terbang mengangkasa mereka membentuk formasi yang tidak lazim, yakni membentuk format V.
Secara ilmiah, formasi ini dibentuk untuk menghindari tiupan angin supaya mereka tidak bekerja keras keluarkan energi dalam terbang.

Manusia ibarat burung yang mengarungi lika-liku kehidupan melewati berbagai fase: sedih. senang, bahagia, murung, kaget...

Fase dalam hidup layaknya angin yang setiap saat berhembus menggoyahkan sisi rapuh manusia (ibarat angin mengoyahkan migrasi kawanan burung)

Satu hal yang boleh dipetik dari fenomena migrasi burung bahwa mereka selalu berfoormasi V.
Manusia pun dapat memformat langkah-langkah dalam kehidupan dengan Format V (VICTORY). Mengapa harus takut menerjang semua hambatan/ tantangan jika manusia sudah mematri sikap V dalam hidup?
Bangga berkata saya siap memenangi kehidupan ini... burung pun mampu apalagi manusia...

Kamis, 14 Mei 2009

Istana Pasir

Pantai merupakan magnet bagi pencinta wisata. Di sana banyak pilihan aktivitas rekreasi yang dapat dipilih, seperti "banana boat, surfing", berenang, mencari hewan pantai, namun ada satu aktivitas yang tak pernah surut dilakukan saat berwisata di sana. Berlomba membuat istana pasir. Tantangan yang dicari secepat-cepatnya membangun istana pasir sebelum ombak menerjang. Kehidupan layak membangun istana pasir, di mana masing-masing individu merajut serta mewujudnyatakan mimpi menjadi kenyataan. Saat mewujudkan mimpi ada saja tantangan yang menerjang/ menghadang. Ombak diibaratkan sebagai terjangan/ hadangan terhadap pewujudan mimpi-mimpi. "No risk no gain"
Tanpa risiko/ hadangan/ terjangan hidup terlalu dominan satu warna, tanpa ada variasi yang dapat dipetik. Namun ombak juga dapat diibaratkan sebagai penjemput akhir saat istana pasir (mimpi-mimpi) sudah dalam genggaman, saat di mana individu kembali sang empunya kehidupan/ saat ombak menjemput pasir kembali menjadi butir-butiran yang kembali ke pantai.

Istana pasir & ombak dari sana makna kehidupan dapat dipetik... semoga

Selasa, 12 Mei 2009

Mesin Mati

Moda kendaraan umum sudah tidak lagi menjadi pilihan. Terbukti dengan jumlah populasi roda dua yang semakin menjamur. Ada pengalaman unik dari sahabat yang gemar mengendarai motor pulang pergi. Ia memperlakukan motornya layak suatu organisme. Diluangkan waktu untuk sekedar mencuci, memoles dan mencek motor sebagai balas budi yang telah menemani mengarungi puluhan kilometer dalam kehidupan kerja maupun sosialisasi. Hal yang menakjubkan motor tersebut memberi timbal balik dengan mogok/ bermasalah hanya di saat-saat tidak genting. Bukan di saat berangkat kantor, tetapi lebih sering waktu pulang.
Ternyata benda mati dapat merespon dengan baik stimulus. Bandingkan dengan manusia sebagai makhluk organisme tentu lebih bisa merespon...

Selasa, 28 April 2009

Pelangi-pelangi

Pelangi-pelangi alangkah indahmu
merah, kuning, hijau
di langit biru pelukismu agung siapa gerangan
pelangi-pelangi ciptaan Tuhan...


Cuplikan lagu tersebut mengingatkan saat masih TK...
Ada yang luar biasa di balik lirik lagu yang bersahaja tersebut. Setiap habis hujan yang tidak terlalu deras pelangi akan nampak. Terbersit rindu memandang berlama-lama rangkaian warna yang menyatu dalam pelangi. Warna-warna tersebut menjadi indah karena masing-masing warna menurunkan ego demi membuat rangkaian pelangi yang indah. Tidak terlihat warna merah menonjolkan diri, pun warna-warna yang lain. Justru mereka ibarat manusia saling bergandeng tangan menyatu membentuk bingkai keharmonisan.
Pelangi mengajarkan untuk kehidupan, bahwa bersatu dengan yang lain dapat terjadi bila masing-masing individu dapat mengalahkan ego.
Bukankah bersatu lebih indah dibanding perceraian?

Senin, 27 April 2009

Air Hujan

Hal yang paling menyenangkan bagi teman-teman pengojek payung adalah hujan. Begitulah satu kejadian menjadi berkat namun di lain sisi menjadi "kutuk". Pedagang es tentu mengharapkan sebaliknya. Hujan membuyarkan rejeki. Bila direnung lebih dalam hujan hadir tanpa memilih tempat dan orang. Hujan menyejukkan serta menyirami siapa pun, orang jahat, orang baik tanpa terkecuali. Indah bukan jika kehidupan dibuat seperti sang hujan, mampu merangkul siapa saja yang baik pun yang berseberangan. Hujan yang jatuh melalui proses yang panjang dari bawah ke atas, maka dari itu sang hujan telah melalui proses yang melelahkan hingga menjadi butir-butir hujan yang membasahi isi bumi.
Hujan yang jatuh telah melalui "growing pain"...
sang hujan menyadari ia harus menyejukkan untuk siapa pun
jahat, baik, miskin, kaya, perempuan, laki-laki tanpa terkecuali
Terima kasih hujan
Terima kasih kepada yang telah menciptakan engkau

Es Krim

Masa kanak meninggalkan beberapa ingatan. Kala sedang menangis orang tua akan segera menghibur dengan nyanyian, pujian, namun ada yang ditunggu untuk membuat ceria si anak mereka akan membelikan makanan. Satu makanan yang paling ditunggu dan tetap disukai sampai saat ini, yakni es krim. Saat menikmati es krim harus teliti jangan sampai es meleleh dan berakibat akan menjadi hilang sensasi manisnya. Jika tak ingin segera menghabiskannya dapat dimasukkan dalam freezer. Di balik gejala sederhana makan es krim dapat suatu makna yang dapat direnungkan. Kehidupan ibarat es krim... nikmati yang disediakan kehidupan sesegera mungkin, kalau tidak anugerah yang diberikan kehidupan akan lenyap begitu saja...tersisa hanya penyesalan.. yap life is like ice cream... enjoy it before melting
jadi, carpe diem (nikmati hari ini)